Kisah mujahid dan wartawan lapangan Jabhah Nushrah yang gugur dalam perang pembebasan kota Khan al-Asal

Kisah mujahid dan wartawan lapangan Jabhah Nushrah yang gugur dalam perang pembebasan kota Khan al-AsalKisah mujahid dan wartawan lapangan Jabhah Nushrah yang gugur dalam perang pembebasan kota Khan al-AsalYayasan Media Al-Manarah al-Baidha’, sayap media mujahidin Jabhah Nushrah, merilis video dokumenter salah satu peperangan paling besar dan sukses di provinsi Aleppo, yaitu perang pembebasan dan penyisiran kota Khan al-Assal.

Video berdurasi 18 menit 20 detik itu diberi nama Perang Abu Wafa al-Anshari: Pemandangan-pemandangan dari perang pembebasan kota Khan al-Assal. Perang pembebasan dan penyisiran kota strategis Khan al-Asal adalah salah satu operasi militer paling dahsyat Jabhah Nushrah di provinsi Aleppo. Dalam perang besar tersebut mujahidin Jabhah Nushrah menewaskan lebih dari 300 tentara Nushairiyah Suriah dan menawan 100 lainnya.

Abu Wafa al-Anshari
Video perang pembebasan Asrama Militer di Idlib diberi nama Perang Abu Khathab al-Binnisy, diambil dari nama Abu Khatab al-Binnisyi, nama mujahid dan wartawan lapangan Jabhah Nushrah yang gugur dalam pertempuran tersebut. Demikian pula video perang pembebasan dan penyisiran kota Khan al-Asal ini diberi nama Abu Wafa al-Anshari, nama seorang mujahid dan wartawan lapangan Jabhah Nushrah yang gugur dalam pertempuran ini.

Abu Wafa al-Anshari adalah nama panggilan dari Ahmad Muhammad Baithar. Ia adalah salah seorang pemuda Aleppo yang aktif mengambil bagian dalam demonstrasi-demonstrasi menentang rezim Bashar Asad pada awal revolusi pertengahan Maret 2011. Ia gigih menentang rezim Nushairiyah dan membela kaum muslimin. Saat demonstrasi damai berkembang menjadi revolusi bersenjata, ia bersama para pemuda lainnya menerjuni kancah peperangan bersenjata di front desa Saifud Daulah.

Ia berjihad dalam barisan Jabhah Nushrah dari satu desa ke desa lainnya, dari satu kota ke kota lainnya dalam wilayah provinsi Aleppo. Keahliannya di bidang kamera dan video membuat komandan mengangkatnya sebagai wartawan lapangan Jabhah Nushrah. Hampir tiada pertempuran Jabhah Nushrah yang tidak ia dokumentasikan dengan kamera dan handycam.

Bersama mujahidin Jabhah Nushrah, ia senantiasa berada di garis terdepan untuk menyampaikan berita pertempuran mujahidin Aleppo kepada kaum muslimin di seluruh dunia. Ia akhirnya menemui kesyahidan dalam pertempuan pertama yang membuka pembebasan kota Khan al-Asal, saat ia merekam pertempuran mujahidin, hanya berjarak sekitar 10 meter dari barisan pertama mujahidin di pertempuran front desa Kalariyah.

http://cdn.ar.com/images/stories/2013/09/abu-wafa.jpg

Pesan komandan Jabhah Nushrah dalam acara pemakaman
Dalam acara pemakaman Abu Wafa al-Anshari, komandan Jabhah Nushrah memberikan sambutan singkat: “Dengan nama Allah. Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya dan seluruh sahabatnya.

Pada hari ini telah terbunuh salah seorang saudara kita, orang yang telah berperang dan berkorban demi meninggikan panji Laa Ilaaha Illa Allah. Mereka telah mengorbankan darah dan nyawa mereka demi panji ini dan demi meninggikannya. Sesungguhnya jalan ini adalah jalan kemenangan dan kekuasaan, jalan untuk memenangkan Laa Ilaaha Illa Allah, kita harus menyiraminya dengan perjuangan dan darah kita.

Janganlah engkau mengira musuh-musuhmu akan menggelar karpet merah bagimu agar engkau bisa menerapkan syariat Allah, syariat yang berdaulat atas semua produk hukum dan tidak boleh ada produk hukum yang lebih tinggi darinya.

Saudara kita ini telah menyerahkan panji ini kepada kita, setelah ia membawa panji Laa Ilaaha Illa Allah ini. Maka hanya ada dua pilihan, kita menunaikan hak panji ini dan mengikuti langkah saudara ini meniti jalan menuju khilafah, karena kita akan berperang di bawah panji Laa Ilaaha Illa Allah dan menapaki jalannya atau pilihan lainnya adalah kita mengkhianati saudara kita ini, mengkhianati Allah dan Rasul-Nya.

Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan kita berjihad dan berperang di jalan-Nya sampai meraih kemenangan di bawah panji Laa Ilaaha Illa Allah untuk menerapkan syariat Allah, syariat Allah sebagai konstitusi yang berlaku dan Allah sebagai Sang pembuat hukum, bukan menerapkan demokrasi Timur dan Barat, bukan pula nasionalisme. Sebab [nasionalisme] adalah seruan jahiliyah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam telah bersabda: “Kenapa kalian masih menyerukan seruan jahiliyah? Tinggalkanlah ia karena ia adalah seruan yang busuk!“

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam telah bersabda: “Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang sehingga Allah Ta’ala semata yang disembah tiada sekutu bagi-Nya, rizkiku dijadikan berada di bawah ayunan tombakku dan dijadikan rendah dan hina orang yang menyelisihi petunjukku.”

Kita diperintahkan untuk berperang di bawah panji Laa Ilaaha Illa Allah sampai Allah Ta’ala semata yang disembah dan syariat-Nya diterapkan.

abu wafa 2

Semoga Allah menerima Abu Wafa al-Anshari sebagai syuhada’ dan menempatkannya dalam surga yang tertinggi Al-Firdaus. Aamiin.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog'e Aphiep

Artikel Menarik Lainnya :

Ditulis oleh Afif Nurul Mahasin - 10:03 AM

Belum ada komentar untuk "Kisah mujahid dan wartawan lapangan Jabhah Nushrah yang gugur dalam perang pembebasan kota Khan al-Asal"

Post a Comment